10 Tokoh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah ABAD INI
Pondok
Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo saat ini telah
tercatat sebagai salah satu dari pesantren terbesar di tanah air.
Pesantren yang didirikan oleh KHR. Syamsul Arifin pada tahun 1908 dari
hanya sekedar pondokan di tengah hutan belantara kini menjelma sebagai
pesantren berpengaruh dan terkemuka.
Dalam
perjalanannya Pesantren Salafiyah Syafi’iyah tidak hanya berpengaruh
kepada pengelolaan secara keilmuan belaka, eksistensi Pesantren
Salafiyah Syafi’iyah juga berpengaruh terhadap perkembangan republik
ini, dari memperjuangkan kemerdekaan sampai sumbangan ideologi terhadap
kelangsungan pemerintahan dari masa ke masa. Dari sekedar pengajian
sorogan kini berkembang hingga pendidikan Perguruan Tinggi, yang para
alumninya banyak terserap di masyarakat dan elemen-elemen lemabaga
pemerintahan, dari eksekutif, legislatif hingga yudikatif.
Kini
lebih seabad sudah usia pesantren tercinta ini. usia yang cukup untuk
menapaki sejarah. Namun selama seabad perjalanan tumbuh-kembangnya
pesantren dengan tradisi salaf ini, tak banyak yang berpikir tentang
siapa yang memiliki sumbangan besar terhadap bidang-bidang yang ada di
pesantren ini. Siapa saja tokoh yang berpengaruh terhadap perkembangan
pesantren ini.
Mengutip
ucapan Bung Karno (Ir. Soekarno : Presiden Pertama RI) “JASMERAH
(jangan sekali-kali melupakan sejarah)”. Ketika berbicara tentang
sejarah tentu tak lepas dari peran para founding father dan
tokoh-tokoh yang berpengaruh di dalamnya. Memang, sejarah bukanlah
monopoli para tokoh, memahami dan memaknai sejarah tidak cukup hanya
melihat melalui beberapa gelintir orang saja.
Sejarawan
Vifredo Pareto pernah menyebut bahwa para tokohlah yang membentuk jejak
sejarah. Dengan demikian, menguak jejak para tokoh yang berperan besar
berarti juga menguak sejarah. Majalah Time dalam edisi ulang
tahunnya yang ke-100 juga mengulas betapa pentingnya peran sang tokoh.
Karena tokohlah, sejarah bergerak. Dan karena gerakan sejarah itulah,
dunia kemudian berubah.
Atas
dasar inilah beberapa teman-teman berdiskusi tentang 10 tokoh
berpengaruh dalam perjalanan dan perkembangan Pondok Pesantren
Salafiyah-Syafi’iyah. Dari hasil diskusi tersebut diperkuat dengan hasil
interview sederhana dari beberapa informan. Diantara 10 tokoh tersebut
antara lain :
1. KHR. As’ad Syamsul Arifin.
Sebernarnya hampir semua kemampuan beliau kuasai, dan hampir semua
peran beliua geluti. Dari ilmu kanuragan sampai ilmu pertukangan, dari
santri sampai kyai, dari rakyat sampai birokrat dan masih seabreg
kepiawaian yang beliau miliki. Namun sumbangan besar bagi bangsa,
masyarakat dan santri-santrinya tak luput dari peran kecanggihan politik
beliau. Menyelamatkan NU dan kaum pesantren di tengah kegarangan rezim
orde baru kala itu membutuhkan intelijensi politik serta keberanian yang
tinggi. Dan beliau mampu menyuguhkannya dengan cantik, meski beliau
tidak pernah berkecimpung secara langsung dalam kancah politik praktis.
Untuk itu beliau menempati urutan teratas sebagai tokoh di bidang
politik.
2. KH. Dhofir Munawar. Alim allamah yang
satu ini adalah sosok yang sangat sederhana, namun beliaulah yang
dipercaya oleh KHR. As’ad Syamsul Arifin sebagai tonggak keilmuan di
Pesantren Salafiyah Syafi’iyah kala itu, khususnya di bidang ilmu
keagamaan. Suami Ny. Hj. Zainiyah As’ad ini mengabdikan keilmuannya
kepada seluruh santri, pagi, siang dan malam. Menjabat sebagai Mansya’ –
sekarang menjadi wakil pengasuh bidang penddikan dan pengajaran – pada
tahun 1974 sampai dengan 1983, sebuah peran penting yang tak sembarang
orang bisa mendudukinya. Sehingga kepergian beliau membuat KHR. As’ad
Syamsul Arifin merasa sangat kehilangan, seolah beliau merasa pesantren
ini kehilangan ruhnya. Berkat jasa besarnyalah beliau dipilih sebagai
tokoh di bidang ilmu keagamaan.
3. KH. Thaha Zaini,
barangkali beliaulah yang menjabat sebagai Lurah di pesantren ini
dengan waktu paling lama yaitu dari tahun ……… sampai dengan tahun 1973.
Kesabaran dan ketelatenan mengurus para santri tak diragukan lagi,
setiap malam harus berpatroli mengontrol ke asrama-asrama dan
membangunkan santri ketika subuh menjelang. Akibat ketelatenannya kepada
santri inilah hingga beliau sempat tertahan untuk pulang dan
mengembangkan pesantrennya sendiri. KHR. As’ad Syamsul Arifin tidak
mengijinkan beliau menyerahkan jabatan lurahnya sampai menemukan ganti
yang sepadan. Beliaulah Tokoh di bidang kepesantrenan abad ini.
4. KH. Taufik Almawi, BA. Tak
mudah rasanya menjaga keamanan pesantren dan menertibkan sekian banyak
santri hanya dibantu dengan beberapa aparat. Namun bagi KH. Taufik
Almawi, BA. yang menjabat sebagai lurah pondok pada periode 1965 sampai
dengan 1974 tak mengalami banyak kesulitan. Melihat struktur pesantren
kala itu, keamanan dan ketertiban pesantren juga menjadi
tanggungjawabnya sebagai lurah pondok. Kearifan dan kesaktian beliau
padukan dalam dirinya. Sikap yang arif dan sopan membuat para santri
segan berurusan dengannya, kesaktian membuat orang takut berhadapan
dengannya. Sosok teladan aparat penegak hukum yang sulit dijumpai inilah
yang menjadikannnya sebagai Tokoh Pesantren di bidang Keamanan dan
Ketertiban.
5. Drs. KH. Syaifuddin Maksum. Pondok
Pesantren ini terlahir dengan kondisi yang sangat salaf. Tak ada
pendidikan formal apalagi pengetahuan umum. Hanya terdapat sekolah
diniyah dan pengajian sorogan. Namun untuk menjawab tantangan zaman dan
agar pesantren tidak tergerus olehnya, pendidikan pesantren harus
menyetarakan dan mampu bersaing dengan pendidikan luar, caranya adalah
memformalkan pendidikan agama dan membuka pendidikan umum. Atas ide dan
prakarsa Drs. KH. Syaifuddin Maksum inilah pada awal tahun 1980-an
pesantren ini memformalkan pendidikan agamanya dan membuka lembaga
pendidikan umum dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMEA. Atas sumbangsih
besarnya beliau terpilih sebagai Tokoh Pesantren di bidang Pendidikan.
6. KH. Zahrawi Moesa, SM. Hk. Tidak
hanya sebagai asisten dan sekretaris pribadi KHR. As’ad Syamsul Arifin,
peran beliau terhadap pesantren cukup besar, khususnya yang berhubungan
dengan legal-formal yayasan pondok pesantren ini. Di masa beliaulah
yayasan ini mendapatkan akte notaris. Bukan hanya itu, beliau juga
sebagai konseptor bagaimana kebijakan-kebijakan yang terdapat di
pesantren agar tidak bertentangan dengan hukum dan perundangan yang ada
di atasnya, bahkan sedapat mungkin mendukungnya. Pada masa ini pula
pesantren mulai mengenal struktur organisatoris dan tertib administratif
layaknya lembaga/yayasan modern. Atas inisiatif inilah beliau terpilih
sebagai Tokoh pesantren bidang Hukum & administrasi.
7. Drs. HM. Ihsan Sholeh, M. PdI. Meski
sempat menjabat sebagai kepala sekolah, dekan dan bahkan anggota
legislatif, namun kemampuanynya di bidang ekonomi seakan mengalahkan
kemampuan lainnya. Bahkan beliau juga disebut-sebut sebagai Bapak
Koperasi di pesantern ini, karena beliaulah salah satu dari pemrakarsa
berdirinya Koperasi dan unit-unit usaha lainnya di Pondok Pesantren ini.
Beliau menjabat sebagai ketua Koperasi Musaadah (KPM) menggantikan KH.
Zahrawi Moesa, SM. Hk. pada periode 1991 - 1994, kemudian menjabat
sebagai Kabid. Pengembangan Ekonomi Pesantren (PEP) – yang kemudian
menjadi Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) dan saat ini menjadi Unit
Usaha – pada tahun 1994 sampai dengan 2007. Atas pengabdian inilah
beliau menempati Tokoh Pesantren di bidang Ekonomi
8. Ny. Hj. Zainiyah As’ad. Beliaulah
Kartini Salafiyah Syafi’iyah. hampir seluruh hidupnya beliau abdikan
untuk para santri khususnya santri putri. Memberikan pengajian setiap
hari, tanpa jenuh dan mengeluh. sebagai Tokoh Perempuan
9. Drs. KH. Moh. Hasan Basri, Lc. Pengalaman
menjabat sebagai DPR/MPR RI pada tahun …………… mengantarkan beliau
mengetahui dan mengenal orang-orang besar di republik ini. Seolah
sengaja dikader oleh KHR. As’ad Syamsul Arifin untuk menjadi seorang
diplomat, Drs. KH. Moh. Hasan Basri, Lc. tumbuh dan penuh bakat
memainkan peran bak diplomat sejati. Banyak negarawan dan tokoh nasional
yang beliau akrabi, baik sipil maupun TNI. Mulai dari KODAM, KASAD,
PANGAB, Bupati, Gubernur, Menteri bahkan Presiden. Tak sulit baginya
jika pesantren ini memiliki acara dan hendak mendatangkan pejabat Negara
sekelas menteri. Atas kemampuannya beliau menyandang sebagai Tokoh
pesantren di bidang Diplomatik.
10. KH. Dhofir Djazuli, BA. inilah
satu-satunya tokoh yang tidak pernah menduduki jabatan strktural di
pesantren ini. Beliau mengabdikan dirinya untuk pesantren melalui
lembaga pendidikan dan pengajian. Seolah tak ingin absen seharipun
menularkan keilmuannya kepada para santri, ia bahkan menyayanginya
seperti anak sendiri. Sopan, alim dan sederhana sosok kyai yang satu
ini. Beliaulah cerminan santri salaf seutuhnya. Tidak hanya shaleh
ibadahnya, tapi juga shaleh sosialnya. Beliau juga dikenal pandai
bergaul dengan siapapun, bahkan dengan para pekerjanyapun beliau sangat
terlihat akrab. Rasa sosialisme yang tinggi membawa beliau ditokohkan
sebagai tokoh pesantren di bidang sosial.
Tanpa
mengurangi rasa hormat dan jasa-jasa para tokoh lainnya, Inilah 10
tokoh abad ini yang senantiasa mengabdikan dirinya untuk memajukan dan
memberi sumbangan besar terhadap perjalanan Pondok Pesantren Salafiyah
Syafi’iyah tercinta ini. Bukan sekedar menyajikan peran historis penting
dari sang tokoh, melainkan juga untuk turut mempertajam pemahaman dan
nilai-nilai kesejarahan yang diwariskan, menjadi teladan untuk hari ini
dan esok.
Semoga
semua amal pengabdian dan ketulus-ikhlasan beliau diterima oleh Allah
SWT. Dan bagi kita sebagai kader dan penerus perjuangannya semoga diberi
kekuatan dan kemampuan untuk menjalankan amantnya dan menjadikannya
lebih baik. Masih banyak spesifikasi yang belum memiliki tokoh.
1. KHR. As’ad Syamsul Arifin sebagai Tokoh Politik
2. KH. Dhofir Munawar sebagai Tokoh Ilmu Keagamaan
3. KH. Thaha Zaini sebagai Tokoh Kepesantrenan
4. KH. Taufik Almawi, BA. sebagai Tokoh Keamanan dan Ketertiban
5. Drs. KH. Syaifuddin Maksum sebagai Tokoh Pendidikan
6. KH. Zahrawi Moesa, SM. Hk. Sebagai Tokoh Hukum & Administrasi
7. Drs. HM. Ihsan Sholeh sebagai Tokoh Ekonomi
8. Ny. Hj. Zainiyah As’ad sebagai Tokoh Perempuan
9. Drs. KH. Moh. Hasan Basri, Lc. sebagai Tokoh Diplomatik
10. KH. Dhofir Djazuli, BA. sebagai tokoh Sosial
Selasa, 22 Mei 2012
//
Label:
SEJARAH
//
3
komentar
//
3 komentar to "TOKOH SALAFIYAH SYAFI'IYAH SUKOREJO"
TERJEMAHKAN BLOG
BERLANGGANAN
CATEGORY
- ORGANISASI (1)
- RELIGI (1)
- SEJARAH (3)
- TUTORIAL (1)
Blog Archive
- Mei (6)
Al-Faqih says:
Ada lagi tokoh yang masih hidup yang kiprahnya sangat jelas di dunia akademik, yaitu Dr. Wawan Juandi, M.Ag., terutama di Ma'had Aly, Pascasarjana, AMIKI, dan belakangan baru di IAII
sukorejoku says:
Unknown says:
Jadi kagen pundok q tercinta nie...